Home / Seputar Jatim / Generasi Millenial LDII Lamongan Ikuti Seminar Nasional Pancasila

Generasi Millenial LDII Lamongan Ikuti Seminar Nasional Pancasila

Generasi Millenial LDII Lamongan Ikuti Seminar Nasional Pancasila

Generasi Millenial LDII Lamongan Ikuti Seminar Nasional Pancasila yang diadakan DPW LDII Jawa Timur. Seminar yang digelar Sabtu (21/4/2018) di  Aula Pondok Pesantren Sabilurrosyidin, Jalan Gayungan VII No 11 Surabaya ini bertemakan  “Pembudayaan Pancasila Pada Era Generasi Milenial”. ini sebagai wujud kepedulian LDII Lamongan untuk menjadikan generasi millenial mempunyai budaya Pancasila.

Seminar Nasional ini menghadirkan Kepala Staf Presiden Jenderal (Pur) TNI Moeldoko sebagai keynote speaker, sementara pembicara lainnya adalah Dr. Chaider S Bamualim, MA Staf Ahli Utama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan materi “Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka”, Prof. Akhmad Muzakki, Ph.D Dekan FISIP UINSA dengan materi “Tantangan Pembudayaan Pancasila di Era Generasi Milenial”, Dr. Rahma Sugiharti, M.Si Staf Pengajar FISIP UNAIR dengan materi “Dilema Pembudayaan Pancasila dan Nasionalisme Pada Generasi Milenial”, dan Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, Guru Besar Ilmu Sejarah UNDIP/Dewan Pakar DPP LDII dengan materi “Relevansi Mengenal Sejarah Lahirnya Pancasila Bagi Generasi Milenial”.

seminar nasional Pancasila ini merupakan road show persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP LDII yang akan berlangsung pada Oktober 2018 nanti. LDII sejak 1972 telah menjadikan Pancasila sebagai asas organisasi, untuk itu LDII berkepentingan menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi mendatang.

LDII meyakini, generasi muslim milenial yang mengamalkan Al Quran dan Al Hadist serta memiliki kepribadian Pancasila, menjadikan Indonesia lebih baik di masa depan. Yakni generasi yang bersendikan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, mau bermusyawarah untuk kebajikan dan mengamalkan nilai-nilai keadilan sosial.

Ketua DPW LDII Jawa Timur H. Amin Andi berharap, seminar kebangsaan ini menjadi konsep yang solutif bagaimana membudayakan Pancasila di kalangan milenial. Dari konsep ini bisa melahirkan aksi strategis untuk menghidupkan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi milenial, yang merupakan modal membangun bangsa dan negara di masa depan.

“Keakraban mereka dengan internet dan sosial media, menjadikan generasi milenial sebagai warga dunia tanpa batasan ideologi dan teritorial. Tanpa bimbingan mereka bisa memaknai budaya Barat merupakan sesuatu modern, lalu muncul anggapan nilai-nilai bangsa menjadi sesuatu yang konservatif atau kuno,” ujar Ketua DPW LDII Jawa Timur, Amien Adhy.

LDII memandang nilai-nilai Pancasila mampu menyatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari 1.340 suku bangsa (BPS, 2010), berbagai agama, dan ras, “Para pendiri bangsa ini membuat Pancasila yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa dari Sabang hingga Merauke, inilah yang menjadi perekat bangsa Indonesia,” imbuh Amien.

Menurut Amien, bila generasi milenial menjadikan panutan ideologi impor yang belum tentu cocok dengan budaya bangsa, dan kemudian mengabaikan Pancasila, maka bangsa dan negara ini sedang menghadapi potensi ancaman dan kerusakan yang serius. Pertandanya, sudah tampak, imbuh Amien. Ia mencontohkan liberalisme membuat beberapa generasi muda tak menghargai orangtua ataupun menghargai orang lain, sehingga muncul sikap individual yang jauh dari nilai-nilai kegotongroyongan.

Kepala staf kepresidenan RI Jenderal (Purn.) TNI  Moeldoko menegaskan Pancasila memiliki nilai filosofis luhur yang mengandung nilai kultural, religius, dan nilai-nilai positif yang lainnya. Untuk itu kelima sila tidak ada yang cacat. Selain itu Pancasila dan UUD 1945 menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus menjadi rujukan bagi bangsa Indonesia.

“Pancasila adalah ideologi yang terbuka, yang dinamis, bukan ideologi yang mati. Jika ada penyimpangan itu yang melakukan adalah aktornya bukan Pancasilanya yang salah,” ungkap Moeldoko.

About Kartono

Check Also

Songsong Generasi Emas 2045, Polda Jatim Beri Penyuluhan Wawasan Kebangsaan Pada Santri Ponpes Wali Barokah

Kediri (25/7). Sebagai upaya mencegah dan menanggulangi radikalisme, terorisme dan intoleransi di kalangan santri, Pondok …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *