LDII Lamongan Hadiri Wawasan P4GN di Ponpes Gadingmangu Jombang
Sabtu (20/1/2017) DPW LDII Jawa Timur mengadakan acara Wawasan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalagunaan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dan Prekursor Narkotika di Kalangan Pelajar dan Santri Ponpes Gadingmanggu. Acara ini merupakan kerjasama DPW LDII Jawa Timur dengan BNN dan Pondok Pesantren Gadingmangu Jombang Jawa Timur. Hadir dalam acara tersebut seluruh DPD LDII se-Jatim termasuk dari DPD LDII Lamongan Hadiri Wawasan P4GN di Ponpes Gadingmangu Jombang.
Acara P4GN dan Prekursor Narkotika ini di hadiri Deputi Pencegahan BNN Irjen Pol Ali Djohardi sebagai pemateri mewakili Kepala BNN Komjen Polisi Drs, Budi Waseso, SH. Acara yang digelar dipondok pesantren Gadingmangu Jombang ini diikuti lebih dari 3000 siswa-siswi SMU/SMK Budi Utomo dan santri pondok Gadingmangu Jombang.
Ketua DPW LDII Jawa Timur M Amien Adhy dalam sambutannya mengatakan “ LDII Jatim telah membudayakan antinarkoba, dengan mencegah penyalahgunaan narkoba sejak dini, bahkan Para ulama LDII memberikan ijma’ mengharamkan rokok bagi setiap warga LDII. Hal ini sebagai bentuk pencegahan bagi warga LDII, terutama generasi muda untuk tidak mencicipi narkoba”.
“LDII melakukan beberapa langkah pencegahan narkoba seperti bekerjasama dengan BNN pada Mei 2017 mengadakan tes urine secara acak terhadap 100 santri di Pesantren Wali Barokah Kediri. Hasilnya, tidak ada satupun santri yang terbukti mengkonsumsi narkoba atau 100 persen negatif” lanjutnya.
Ketua LDII Jatim menegaskan bahwa LDII memiliki program mewujudkan Tri Sukses Generasi Penerus yaitu: Mencetak generasi yang alim dan faqih, Berakhlak mulia dan Mandiri. “Kami menutup celah pengaruh narkoba di kalangan generasi muda, khususnya generasi muda warga LDII. Bagi LDII, pencegahan penyalahgunaan narkotika sangat penting, karena narkotika mampu merusak generasi masa depan,” tandasnya.
Deputi Pencegahan BNN Irjen Pol Ali Djohardi dalam materinya menyampaikan bahwa “BNN memerlukan kerjasama dengan semua pihak berdasarkan kemampuannya masing-masing. Pesantren Gadingmangu dan pesantren LDII (lembaga dakwah Islam Indonesia) lainnya, bisa mengambil peran. Apalagi LDII telah melarang merokok warganya. Dengan demikian, pintu untuk mencoba narkoba menjadi sulit”.
“Setiap hari ada pertambahan pecandu narkoba sekitar 40 sampai 50 orang. Jumlah pecandu narkoba di Indonesia mencapai sekitar 5 juta orang. Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan ini dapat merusak otak secara permanen. Dan pilihan bagi pecandu, masuk rumah sakit atau mati,” terangnya.
Ia menambahkan, “Indonesia bukan hanya pasar narkoba. Tapi sudah menjadi negara produsen narkoba. Terutama produksi ganja dari Indonesia, yang dikenal terbaik di dunia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi di dunia. Bila generasi muda bangsa ini menjadi pecandu narkoba, maka bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia pada Tahun 2030, tidak akan ada artinya,” jelasnya.